"Ada Kuwajiban untuk tinggalkan rumah, anak istri hingga harta benda"
Jombang
HARIAN BANGSA
Ada yang unik bagi segenap anggota Jamaah Tabligh atau yang akran di sebut dengan Islam Jahula. Masing-masing anggota jamaah ini diwajibkan untuk melakukan khuruj. Khuruj dalam arti lughotnya adalah keluar. Jadi kuwajiban khuruj, adalah kuajiban yang harus dilakukan segenap jamaah untuk keluar rumah meninggalkan sanak keluarga dan harta benda untuk berdakwah menyebarkan agama islam ke berbagai tempat. Khuruj ini dilakukan dilakukan dengan berbagai tahapan. Jika anggota telah lulus dalam tahapan khuruj di tanah air, maka akan dikirim untuk berdakwah
keluar negeri.
Pengasuh Pondok Pesantren Midanuttaklim, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto Jombang ini, Kiai Muhammad Minhaj menjelaskan, khuruj ini juga untuk mengukur berapa kesetiaan seseorang hamba terhadap sang pencipta. Sebab, dengan khuruj ini seorang jamaah akan meninggalkan keluarga, sanak saudara hingga harta benda. "Jika dipikir logikameraka tidak kerja, tidak dapat memberi nafkah dan seolah-oleh menelantarkan keluarganya, inilah yang menjadi kontroversi selama ini," kata kiai yang menerima paham jamaah tabligh sejak tahun 1996 lalu.
Hal ini perlu pemahaman yang mendalam. Setiap jamaah tabligh yang mengikuti khuruj harus melalui seleksi yang diselenggaran oleh imam masing-masing dalam setiap musyawarah yang digelar mingguan, bulanan hingga tahunan. Dalam setiap musyawarah itu selalu ada pembukaan pendaftaran untuk khuruj. Lamanya untuk khuruj ini memang bervariasi mulai dari tiga hari, tujuh hari, 40 hari hingga empat bulan. Pertama jamaah berkhuruj selama tiga hari kemudian kembali pulang. Setelah itu ada penilaian terhadap tingakat ibadahnya, mulai dari sholat berjamaah, amalan-amalan sunnah serta sikap sosial terhadap tetangga.
Jika seorang jamaah sudah lulus maka diperboilehkan untuk berkhuruj dengan waktu selanjutya. Jika lulus berkhuruj di tanah air, maka akan dikirim ke pusat jamaah tabligh, yakni India selama empat bulan.
Setelah itu, seorang jamaah diperkenankan untuk kembali ke tanah air. Selanjutnya, ada tugas untuk ber-khuruj ke beberapa negara di dunia.
Dengan berkhuruj ini, kata kiai Mad, jamaah tabligh tersebar di seluruh penjuru didunia. Bahkan ada yang di Amerika, Eropa, Israel hingga Rusia. Dalam ber-khuruj ini, ada aturan yang harus dipenuhi oleh setiap jamaah tabligh, yakni dalam meninggalkan keluarga harus sudah ada bekal untuk keluarga selama ditinggal khuruj. "Misalnya, dalam satu hari kebutuhan belanja keluarga sebesar Rp 20 ribu, jika ditinggal berkhuruj selama empat bulan, seorang jamaah tabligh harus menyediakan belanja sebesar Rp 20 ribu dikali empat bulan, jadi keluarga tidak sampai terlantar," jelas kiai Mad.
Berdakwah model Khuruj ini memang manjadi ciri khas Jamaah Tabligh. Kiai Mad menceritakan, awal mula tertarik untuk ikut paham jamaah tabligh ini karena ada salah seorang jamaah yang berkhuruj di tempatnya. Pada waktu itu sekitar tahun 1996 lalu katanya, ada enam orang orang jamaah tabligh dari Madura yang berkhuruj dimasjid tempat tinggalnya. Awalnya, dia dan masyarakat sekitar merasa curiga dengan adanya keanehan ini. Namun, beberapa jamaah ini, dengan sopan hanya meminta ijin untuk menumnpang di masjid tersebut hanya beberapa hari.
Bahkan, jamaah tersebut mempersilahkan warga untuk mengikutinya, jika ada kecurigaan terkait ajaran sesat yang dibawanya. Setelah diikuti ternyata kecuirigaan itu tidak terbukti. Bahkan sejak pertama hingga akhir semua ajararannya tidak mencerminkan adanya kesesatan. Bahkan cenderung lebih baik. Selama di Masjid tersebut, mereka mengajak jamaah untuk mengamalkan Sholat, Wirid serta banyak memberi ceramah untuk setiap manusia lebih lebih banyak mengamalkan amalan-amalan sunnah lainnya, seperti sholat sunnah Qobliyah Bakdiyah, Sholat Dhuha, Iktikaf hingga Sholat Malam. Semua ajaran yang disampaikan adalah harus giat mengikuti perbuatan Nabi Muhammad.
"Sejak saat itu saya beranggapan bahwa selama ini saya belum sepenunnya mengikuti ajaran Nabi," tegasnya. Kiai Mad mengaku, dia juga melakukan kuajiban untuk berkhuruj dengan berbagai tahapan. Berkhuruj ini, katanya, adalah berdakwah untuk menegakkan agama. "JIka kita berjuang di jalan Alloh tidak mungkin
Alloh menelantarkan kita," kata kiai Mad penuh yakin. Dia juga mengaku telah berdakwah ke Inggris, Rusia, Afrika Selatan, Jerman. Bahkan beberapa negara di Asia Selatan yakni Bangladesh ,Srilangka dan India. Hal itu, tentunya sudah melalui beberapa tahapan-tahapan. Jb-1
Jombang
HARIAN BANGSA
Ada yang unik bagi segenap anggota Jamaah Tabligh atau yang akran di sebut dengan Islam Jahula. Masing-masing anggota jamaah ini diwajibkan untuk melakukan khuruj. Khuruj dalam arti lughotnya adalah keluar. Jadi kuwajiban khuruj, adalah kuajiban yang harus dilakukan segenap jamaah untuk keluar rumah meninggalkan sanak keluarga dan harta benda untuk berdakwah menyebarkan agama islam ke berbagai tempat. Khuruj ini dilakukan dilakukan dengan berbagai tahapan. Jika anggota telah lulus dalam tahapan khuruj di tanah air, maka akan dikirim untuk berdakwah
keluar negeri.
Pengasuh Pondok Pesantren Midanuttaklim, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto Jombang ini, Kiai Muhammad Minhaj menjelaskan, khuruj ini juga untuk mengukur berapa kesetiaan seseorang hamba terhadap sang pencipta. Sebab, dengan khuruj ini seorang jamaah akan meninggalkan keluarga, sanak saudara hingga harta benda. "Jika dipikir logikameraka tidak kerja, tidak dapat memberi nafkah dan seolah-oleh menelantarkan keluarganya, inilah yang menjadi kontroversi selama ini," kata kiai yang menerima paham jamaah tabligh sejak tahun 1996 lalu.
Hal ini perlu pemahaman yang mendalam. Setiap jamaah tabligh yang mengikuti khuruj harus melalui seleksi yang diselenggaran oleh imam masing-masing dalam setiap musyawarah yang digelar mingguan, bulanan hingga tahunan. Dalam setiap musyawarah itu selalu ada pembukaan pendaftaran untuk khuruj. Lamanya untuk khuruj ini memang bervariasi mulai dari tiga hari, tujuh hari, 40 hari hingga empat bulan. Pertama jamaah berkhuruj selama tiga hari kemudian kembali pulang. Setelah itu ada penilaian terhadap tingakat ibadahnya, mulai dari sholat berjamaah, amalan-amalan sunnah serta sikap sosial terhadap tetangga.
Jika seorang jamaah sudah lulus maka diperboilehkan untuk berkhuruj dengan waktu selanjutya. Jika lulus berkhuruj di tanah air, maka akan dikirim ke pusat jamaah tabligh, yakni India selama empat bulan.
Setelah itu, seorang jamaah diperkenankan untuk kembali ke tanah air. Selanjutnya, ada tugas untuk ber-khuruj ke beberapa negara di dunia.
Dengan berkhuruj ini, kata kiai Mad, jamaah tabligh tersebar di seluruh penjuru didunia. Bahkan ada yang di Amerika, Eropa, Israel hingga Rusia. Dalam ber-khuruj ini, ada aturan yang harus dipenuhi oleh setiap jamaah tabligh, yakni dalam meninggalkan keluarga harus sudah ada bekal untuk keluarga selama ditinggal khuruj. "Misalnya, dalam satu hari kebutuhan belanja keluarga sebesar Rp 20 ribu, jika ditinggal berkhuruj selama empat bulan, seorang jamaah tabligh harus menyediakan belanja sebesar Rp 20 ribu dikali empat bulan, jadi keluarga tidak sampai terlantar," jelas kiai Mad.
Berdakwah model Khuruj ini memang manjadi ciri khas Jamaah Tabligh. Kiai Mad menceritakan, awal mula tertarik untuk ikut paham jamaah tabligh ini karena ada salah seorang jamaah yang berkhuruj di tempatnya. Pada waktu itu sekitar tahun 1996 lalu katanya, ada enam orang orang jamaah tabligh dari Madura yang berkhuruj dimasjid tempat tinggalnya. Awalnya, dia dan masyarakat sekitar merasa curiga dengan adanya keanehan ini. Namun, beberapa jamaah ini, dengan sopan hanya meminta ijin untuk menumnpang di masjid tersebut hanya beberapa hari.
Bahkan, jamaah tersebut mempersilahkan warga untuk mengikutinya, jika ada kecurigaan terkait ajaran sesat yang dibawanya. Setelah diikuti ternyata kecuirigaan itu tidak terbukti. Bahkan sejak pertama hingga akhir semua ajararannya tidak mencerminkan adanya kesesatan. Bahkan cenderung lebih baik. Selama di Masjid tersebut, mereka mengajak jamaah untuk mengamalkan Sholat, Wirid serta banyak memberi ceramah untuk setiap manusia lebih lebih banyak mengamalkan amalan-amalan sunnah lainnya, seperti sholat sunnah Qobliyah Bakdiyah, Sholat Dhuha, Iktikaf hingga Sholat Malam. Semua ajaran yang disampaikan adalah harus giat mengikuti perbuatan Nabi Muhammad.
"Sejak saat itu saya beranggapan bahwa selama ini saya belum sepenunnya mengikuti ajaran Nabi," tegasnya. Kiai Mad mengaku, dia juga melakukan kuajiban untuk berkhuruj dengan berbagai tahapan. Berkhuruj ini, katanya, adalah berdakwah untuk menegakkan agama. "JIka kita berjuang di jalan Alloh tidak mungkin
Alloh menelantarkan kita," kata kiai Mad penuh yakin. Dia juga mengaku telah berdakwah ke Inggris, Rusia, Afrika Selatan, Jerman. Bahkan beberapa negara di Asia Selatan yakni Bangladesh ,Srilangka dan India. Hal itu, tentunya sudah melalui beberapa tahapan-tahapan. Jb-1
COMMENTS