Materi kali ini sedikit agak 'ndakik-ndakik' alias duwur-duwur terkait ketauhidan. Dengan referensi yang terbatas, saya mencoba untuk mencoret di laman blog ini. Meski bukan untuk dijadikan patokkan tapi setidaknya tulisan ini bermanfaat bagi Blog saya.
Materi kali ini adalah soal Ateis atau Ateisme yang bisa di artikan Tidak berTuhan, Tidak Ada Tuhan dan Anti Tuhan atau apalah..apalah (mengutip pernyataan Iis Dahlia sang Diva Dangdut bukan singkatan Ibu ibu Seger Dandanan Belia). Saya lebih lebah sepakat Ateis adalah Tidak Ada Tuhan. Ajarannya yang dinamakan dengan Ateisme.
Berdasarkan penelusuran "Mbah Gugel" Atheis ini pertama kali muncul pada abad ke-18. Dan pada waktu itu tercatat orang pertama kali yang mengaku Ateis adalah Penulis Perancis Baron d'Holbach pada tahun 1770.
Ahh.. Sudahlah...
Goresan kali ini tidak perlu membahas bagaimana sepak terjang Kang Baron dengan sikap ateisnya. Goresan ini tidak membahas buku kang Baron yag berjudul Système de la Nature . Goresan ini juga tidak mengulas bagaimana Kang Baron melukiskan jagad raya dalam pengertian materialisme filsafat, determinisme yang sempit, dan ateisme. Goresan ini juga tidak membahas bagimana buku Kang Baron yang berjudul Buku Common Sense (1772) dikutuk oleh Parlemen Paris.
Ateis adalah sengah perjalanan untuk menemukan Tuhan yang sejati. Tak sedikit dari kalangan Ateis berubah menjadi seorang sufi dalam pengertian saya ketika menemukan Tuhan sejati. Menjadi Ateis bukan karena ikut-ikutan seperti Trend fashion. Menjadi Ateis karena ada informasi yang salah tentang Tuhan yang masuk ke dirinya. Seperti yang terjadi pada Kang Baron, dia menjadi Ateis karena informasi yang masuk tentang Tuhan sangat salah. Hingga Kang Baron menjadi Ateis.
Celakanya, sikap Ateis ini dipublish sehingga menyebar ke seantero dunia. Data mbah Gugel mengungkap zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia mengaku sebagai ateis, manakala 11,9% mengaku sebagai nonteis. Sekitar 65% orang Jepang mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama; dan sekitar 48%-nya di Rusia.
Sebenarnya Ateis adalah tahap. Asalkan pemeluk ateis itu terus bereksplorasi dalam hal ketuhanan dan tidak berhenti pasti akan menemukan Tuhan yang Maha Satu. Dan Ateis adalah salah satu bagian dari Syahadat. Jika Syahadat berbunyi "Laa Ilaaha Ilalloh" (Tidak ada Tuhan Selain Alloh) maka Ateis masih pada syahadat sepenggal yakni "Laa Ilaaha" (Tidak Ada Tuhan). Tinggal "Ilalloh" (Selain Alloh) yang membutuhkan perjuangan keras. Proses menuju ini memerlukan waktu yang tidak singkat karena harus mencari dan mengubek-ubek Informasi tentang Tuhan. Jika Informasi itu benar maka 'Jangkep' dalam bersyahadat. Jika tidak maka masih tetap Ateis lagi. Namun, tidak boleh berhenti untuk terus mencari. Kaum Ateis banyak mengandalkan logika sehingga jika benar ada Tuhan maka harus logis bagi mereka.
Saya tidak sepakat ketika Ateis sama dengan Kafir. Karena menurut analisa saya, Berbeda pengertian. Kalau Kafir ini tahu adanya Tuhan namun diingkari. Kemungkinan, untuk menuju ke Tuhan yang maha Satu lebih sulit mereka yang Kafir. Karena Kafir adalah bentuk pengingkaran kepada Tuhan.
Jadi saya ucapkan selamat kepada mereka yang Ateis dan jangan menyerah untuk terus mencari dan berfikir tentang adanya Tuhan. Entah darimana datangnya dan bagimana carannya sikap "Laa Ilaaha" pasti akan 'Jangkep' menjadi Ilalloh..
COMMENTS