"Tidak ada Misi Khusus Jamaah Tabligh, Namun Perlu Diwaspadai"
Jombang
HARIAN BANGSA
Jamaah Tabligh yang didirikan oleh Syekh Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti di Kandahlah, India pada tahun 1342 Hijriah ini ternyata tidak membawa misi khusus. Jamaah yang identik dengan dakwah berkhuruj ini hanya membawa misi menyampaikan dan mengajak manusia untuk kembali ke jaman Rosullulloh. Termasuk segala perbuatan dan sikap harus menteladani rosul. Tidak adanya misi khusus ini terbukti dengan tidak adanya kitab maupun doktrin yang harus diberikan kepada masing-masing anggota. Kitab maupun ke-ilmuan yang diajarkan adalah sama dengan umat Islam lainnya. Kiai Muhammad Minhaj, Pengasuh Pondok Pesantren Midanut Ta'lim, desa Mayangan, kecamatan Jogoroto, yang juga pimpinan Jamaah Tabligh Jombang ini mengatakan, jika umat Islam pada umumnya memperoleh ke-ilmuan dari kitab-kitab kuning, maka sama dengan yang dikaji oleh Jamaah Tabligh.
Menurutnya, saat ini diperlukan gerakan untuk membangun kembali Islam yang telah rusak. Dan Islam saat ini telah dikotori oleh umat islam sendiri sehingga menjadikan Islam lepas dari nilai-nilai luhurnya. Misalnya, maraknya korupsi memakan uang yang bukan haknya. seharusnya, Pengembalian Islam ke jaman Nabi bukan hanya tugas Jamaah Tablgh saja, melainkan tugas umat islam seluruhnya. Relevan atau tidak jika zaman Nabi diterapkan di zaman sekarang, kiai Mad mengatakan sangat relevan. Diakui memang dari zaman ke zaman selalu ada perubahan, namun yang berubahan adalah hal keduniawiannya saja. Namun untuk urusan agama, sampai hari kiamat tidak akan berubah. "Satu-satunya usaha untuk mewujudkan itu adalah dengan cara berdakwah keliling yang disebut dengan berkhuruj ini," kata kiai Mad.
Meski demikian, kata kiai ada beberapa jamaah yang harus diwaspadai. Apalagi, saat ini tengah santer-santernya isu terkait Islam teroris dan Islam garis keras. Serta ada beberapa pihak yang sengaja memanfaatkan jamaah ini untuk berbagai kepentingan yang merusak Islam. Dia menjelaskan, ada beberapa trik khusus untuk mengetahui mana jamaah tabligh yang sebenarnya dengan orang yang mengaku-ngaku sebagai jamaah tabligh. Pernah ada cerita, ada seseorang yang berpenampilan layaknya jamaah tabligh dan bertamu kerumah warga untuk minta ijin. Namun yang terjadi, orang tersebut berbuat jahat dengan mencuri. "Tentunya ini akan mencoreng nama baik jamaah tablig lainnya, padahal yang melakukan itu adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata kiai Mad.
Untuk menghindari hal tersebut, ciri khusus jamaah tabligh dalam berkhuruj selalu rombongan. Dan dalam rombongan tersebut terdiri dari 8 orang yang membawa perbekalan termasuk peralatan masak. Ketentuan dalam berkhuruj ini, sudah menjadi patokan yang harus ditaati oleh anggota jamaah tabligh. Jika diketahui ada jamaah tabligh yang ber-khuruj sendirian itu patut di curigai. Dan selama ini tidak ada Jamaah Tablgh yang berkhuruj sendirian.
Jombang
HARIAN BANGSA
Jamaah Tabligh yang didirikan oleh Syekh Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti di Kandahlah, India pada tahun 1342 Hijriah ini ternyata tidak membawa misi khusus. Jamaah yang identik dengan dakwah berkhuruj ini hanya membawa misi menyampaikan dan mengajak manusia untuk kembali ke jaman Rosullulloh. Termasuk segala perbuatan dan sikap harus menteladani rosul. Tidak adanya misi khusus ini terbukti dengan tidak adanya kitab maupun doktrin yang harus diberikan kepada masing-masing anggota. Kitab maupun ke-ilmuan yang diajarkan adalah sama dengan umat Islam lainnya. Kiai Muhammad Minhaj, Pengasuh Pondok Pesantren Midanut Ta'lim, desa Mayangan, kecamatan Jogoroto, yang juga pimpinan Jamaah Tabligh Jombang ini mengatakan, jika umat Islam pada umumnya memperoleh ke-ilmuan dari kitab-kitab kuning, maka sama dengan yang dikaji oleh Jamaah Tabligh.
Menurutnya, saat ini diperlukan gerakan untuk membangun kembali Islam yang telah rusak. Dan Islam saat ini telah dikotori oleh umat islam sendiri sehingga menjadikan Islam lepas dari nilai-nilai luhurnya. Misalnya, maraknya korupsi memakan uang yang bukan haknya. seharusnya, Pengembalian Islam ke jaman Nabi bukan hanya tugas Jamaah Tablgh saja, melainkan tugas umat islam seluruhnya. Relevan atau tidak jika zaman Nabi diterapkan di zaman sekarang, kiai Mad mengatakan sangat relevan. Diakui memang dari zaman ke zaman selalu ada perubahan, namun yang berubahan adalah hal keduniawiannya saja. Namun untuk urusan agama, sampai hari kiamat tidak akan berubah. "Satu-satunya usaha untuk mewujudkan itu adalah dengan cara berdakwah keliling yang disebut dengan berkhuruj ini," kata kiai Mad.
Meski demikian, kata kiai ada beberapa jamaah yang harus diwaspadai. Apalagi, saat ini tengah santer-santernya isu terkait Islam teroris dan Islam garis keras. Serta ada beberapa pihak yang sengaja memanfaatkan jamaah ini untuk berbagai kepentingan yang merusak Islam. Dia menjelaskan, ada beberapa trik khusus untuk mengetahui mana jamaah tabligh yang sebenarnya dengan orang yang mengaku-ngaku sebagai jamaah tabligh. Pernah ada cerita, ada seseorang yang berpenampilan layaknya jamaah tabligh dan bertamu kerumah warga untuk minta ijin. Namun yang terjadi, orang tersebut berbuat jahat dengan mencuri. "Tentunya ini akan mencoreng nama baik jamaah tablig lainnya, padahal yang melakukan itu adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata kiai Mad.
Untuk menghindari hal tersebut, ciri khusus jamaah tabligh dalam berkhuruj selalu rombongan. Dan dalam rombongan tersebut terdiri dari 8 orang yang membawa perbekalan termasuk peralatan masak. Ketentuan dalam berkhuruj ini, sudah menjadi patokan yang harus ditaati oleh anggota jamaah tabligh. Jika diketahui ada jamaah tabligh yang ber-khuruj sendirian itu patut di curigai. Dan selama ini tidak ada Jamaah Tablgh yang berkhuruj sendirian.
COMMENTS