Ibu adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Seberat apapun beban hidup yang ditanggung, sang ibu tetap tersenyum. Sosok ibu berjuang demi anaknya meski nyawa sebagai taruhan. Bahkan, untuk itu Ibu merelakan kebahagiannya terenggut demi senyum dan keceriaan sang buah hati.
Caca (28), seorang ibu dua anak asal Surabaya ini nekad mengorbankan kebagiaannya dengan terjun ke dunia malam. Hingar bingar dunia malam seolah-olah menjadi makanan sehari-hari bagi Caca. Perempuan dua anak ini, sudah lima tahun bergelut di dunia malam demi mencari setetes rejeki untuk sang buah hati.
Bukan impiannya untuk terjun ke dunia malam. Namun apalah daya, sejak kematian suaminya, ekonomi keluarga Caca seakan goncang. Suaminya dulu dalah pemimpin salah satu perusahaan media di Surabaya. Saat itu, perekonomian keluarga Caca seperti tidak kekurangan suatu apapun. Sebagai ibu rumah tangga, Caca hanya berkonsentrasi mendidik dan menemani anak-anaknya. Jangankan bersentuhan, mendengar dunia malam pun tidak.
Namun di penghujung Tahun 2010, sang Suami sakit komplikasi jantung dan Ginjal dan harus dirawat di Rumah Sakit. Karena sakit komplikasi yang akut sang Suami pun harus meninggal dunia. Sejak saat itu, Caca pun seperti kehilangan akal. Karena, penopang ekonomi yang selama ini diandalkan sudah tidak ada lagi. Sementara, tabungan kian menipis untuk biaya hidup. Caca saat ini tinggal bersama Ibunya dan dua anaknya yang saat ini berumur 3 Tahun dan 7 Tahun.
"Dulu saya nggak pernah ke tempat seperti ini. Jangankan datang dengar saja nggak pernah. Karena ada suami yang selalu mencukupi kebutuhan hidup. Kalau saat ini harus mencari sendiri untuk kebutuhan hidup," ujar Caca kepada Okezone, saat ditemui di salah satu tempat hiburan malam di kawasan Jalan Genteng Muhammadiyah, Surabaya, belum lama ini.
Praktis setelah satu tahun kematian sang Suami, Caca harus putar otak karena menjadi penopang ekonomi keluarga. Apalagi biaya hidup di Kota Surabaya tidak lah murah. Hingga suatu ketika ada teman lamanya yang menawarinya untuk bekerja sebagai pendamping lagu di tempat hiburan tersebut. Tawaran itupun langsung disambut dengan alasan agar bisa bertahan hidup. Terlebih lagi, meski sudah memiliki dua anak, perempuan ini memiliki tubuh yang proporsional dan wajah yang cukup lumayan. Dengan begitu sudah cukup menjadi modal untuk menggaet para pelanngan di tempat hiburan malam ini.
Awalnya, kerja di tempat tersebut membuat Caca merasa asing. Namun, yang terbesit dalam pikirannya adalah dua anaknya yang butuh hidup. "Sepahit apapun akan saya lakukan demi anak-anak. Sebenarnya sedih juga kerja seperti ini tapi kesedihan itu tidak boleh ditampakkan harus tetap senyum agar tamu bisa senang mas," ungkap perempuan yang mengaku hanya mengenyam pendidikan SMA ini.
Setahun bekerja di tempat tersebut, ibu rumah tangga yang lugu itu, kini mulai akrab dengan minuman keras hingga dentuman house music. Semua dilakukan asalkan pulang bisa membawa uang untuk kebutuhan hidup.
Bekerja sebagai pendamping lagu atau yang akrab biasa disebut Purel, dalam semalam ia mampu membawa pulang uang rata-rata Rp300 ribu. Uang tersebut didapat dari tips seorang tamu. Selain itu, Caca juga mendapat bagian presentasi dari pihak manajemen tempat hiburan dari durasi selama menemani pelanggan. Uang ini diambilnya setiap satu bulan sekali.
Caca mengaku ingin keluar dari hingar bingar dunia malam dan memulai hidup normal layaknya perempuan lainnya. Ia pun menyisihkan sebagian uang yang sedianya digunakan untuk modal berjualan kecil-kecilan. Karena tidak selamanya dapat hidup bergelut dengan minuman keras dan dentuman house musik.
"Nanti suatu saat pasti akan berhenti. Tapi nggak sekarang. Pengennya jika tabungan sudah cukup akan berhenti. Ingin jualan kecil-kecilan yang penting bisa untuk nyambung hidup," ujar perempuan berambut sebahu ini.
COMMENTS