Mungkin nggak Jalan Merdeka Bisa Jadi Jalan Gus Dur
Meninggalnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ternyata menjadikan sejumlah masyarakat ber-uforia. Selain banyaknya dukungan untuk menjadikan mantan Presiden RI-4 ini menjadi Pahlawan Nasional, juga mengalir wacana akan diubahnya nama jalan oleh Pemerintah Setempat. Wacana yang muncul, Jalan Merdeka akan diubah namanya menjadi Jalan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Mat Sarip, penjual kopi yang memiliki hobby mengkoleksi koran kadaluarsa ini ternyata sangat intens mengamati perkembangan meskipun agak telat. Koran selembar yang kebetulan sampai ditanggannya itu memuat berita yang menjadi Head Line (HL). "Jalan Merdeka akan Berubah Menjadi Jalan Gus Dur", tulis koran terbitan ibukota itu. Dengan senyum tersungging ia mengkomentari. "Waah jika memang terbukti, hebat.. akan mengenang Gus Dur," kata Mat Sarip.
Kebetulan disampingnya ada Mat Juki, pelanggan setia Mat Sarip meski sering ngutang kopi. Mat Juki yang berprofesi Pengacara (Pengangguran Banyak Acara-red) ini, langsung menanggapi lontaran Mat Sarip. "Kalau menurut saya, kayaknya berat untuk merubah nama jalan itu, jangan-jangan ini hanya Uforia masyarakat saja, yang kliatan ikut-ikutan," kata Mat Juki, yang mirip Politisi tidak kebagian jatah
kursi.
"Lho.. susah gimana sih Juk? khan hanya butuh Peraturan Daerah (Perda)saja udah selesei," kata Mat Sarip sambil tetep menyajikan kopi untuk pelanggan setianya itu. "Coba dipikir cak, kalo jalan merdeka ini dirubah, tentunya akan berimbas ke segala hal, termasuk akan berimbas pula kepada sosial kemasyarakatan," jelas Mat Juki tidak mau kalah. "Maksudnya gimana Juk? jangan ngomong kayak Politisi, tambah bikin bingung aku," sangkal Mat Sarip.
"Gini cak, Sampean coba bayangkan, jika jalan ini bener-bener berubah jadi jalan Gus Dur, tentunya masyarakat yang beralamat di jalan itu harus merubah segala sesuatu, termasuk dengan serifikat, alamat atau bahkan KTP, karena sebelumnya surat-surat itu bertuliskan Jalan Merdeka," jlentreh Mat Juki, sambil menghidupkan rokok yang tinggal sebatang itu. "Nah untuk merubah itu apa gak butuh biaya, terus siapa yang mau nanggung biayanya, apa pemerintah mau," tambah Mat Juki.
"Iya.. ya.. bener juga, tapi apa pemerintah mikir sampai kesitu," Kata Mat Sarip yang penasaran. "Lha terus, enaknya gimana Juk? solusi agar tetep mengenang gus dur, beliau khan tokoh besar yang lahir di Jombang Juk. Menurutku sih, kalau merubah jalan, kayaknya memberatkan masyarakat, iya kalo pemerintah mau nanggung, kalo tidak," tanya Mat Sarip.
Ditengah perdebatan sengit itu, muncullah Mat Jupri dengan sepeda clasic merek Yamaha keluaran tahun 75 itu. Mat Jupri memang nasibnya lebih baik dari kedua orang itu. Dia berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT) disalah satu sekolah dasar di Jombang. Namun dia tetap berharap untuk segera diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)meskipun hal itu tidak mungkin karena usia telah udzur dimakan pengabdian selama 12 tahun.
Mat Jupri menyela diantara perdebatan itu. "Ada apa ini, dari tadi aku lihat kok serius amat," Mat Jupri sambil melepas helem butut. "Ini lho Jup, sepeninggalnya Gus Dur, orang-orang kok Latah, selain ada usulan jadi Pahlawan, ee.. kok muncul usulan merubah jalan merdeka menjadi Jalan gus dur," kata Mat Sarip sambil menunjukkan koran kadaluarsa itu.
"Iya cak, lagian kalo merubah jalan tentunya harus merubah semuanya, diantaranya Sertifikat, KTP, IMB atau apapun dan semuanya yang legal formal mencantumkkan jalan, terus untuk merubah semuanya apa pemerintah mau nanggung biayanya, kalo tidak, pasti rakyat lagi yang sengsara," kata Mat Juki menimpali.
"Ooo itu tho, kalau aku sih setuju tidak merubah jalan, karena akan berimbas kepada sosial masyarakat. Menurutku sih lebih baik pemerintah membangun monumen Gus Dur atau merubah Gedung atau apapun yang sekiranya tidak berimbas, itu khan gampang, toh demikian imbasnya nggak banyak ke masyarakat," terang Mat Jupri.
"Naaahh.. kalau itu saya sepakat cak," kata Mat Juki. "Iya..iya.. bener juga cak, lagian itu khan bisa dilakukan tanpa harus ruwet-ruwet," Mat Sarip sepakat sambil menyuguhkan Kopi pahit untuk Mat Jupri.
COMMENTS